Rahmat Idris Menulis :
Silaturrahim ahlul maksiat? Kalau tidak khalwat setidaknya i'tilat
Nah, apa makna silaturrahim? banyak yang memaknai silaturrahim yang jamak diucap silaturrahmi adalah menyambung hubungan dengan siapapun yang dikenal di masa lalu.
Ini sebenarnya salah paham yang akut. padahal merujuk pada makna kata Silaturrahim, maka bermakna jelas menyambung hubungan dengan yang senasab atau seketurunan. Ini diperkuat dengan hadist Rasulullah:
"Orang yang menyambung tali silaturahim bukanlah orang yang bersilaturrahim kepada orang yang berbuat baik kepadanya. Akan tetapi, orang yang menyambung silaturrahim adalah orang yang jika tali silaturrahimya diputus, ia menyambungnya." (HR. Bukhari)
Dihadist lain Rasulullah mengingatkan:
"Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan." (HR. Muslim)
Nah, jadi semestinya kita pahami bersama silaturrahim adalah hubungan antar senasab. bukan hubungan antara orang yang kita kenal di dunia maya atau jejaring sosial, tidak juga hubungan antara mantan pacar yang sudah lama tidak berjumpa lalu tetiba mendapatkan kontak pin BBM atau akun fesbuk dari orang lain.
Makanya sungguh terlalu bila ada yang berpikir berhubungan dengan mantan pacarnya di masa lalu akan di ganjar dengan pahala silaturrahim. lebih terlalu lagi bila pembicaraannya menyangkut maksiat yang terjadi dimasa lalu.Sesungguhnya maksiat di masa lalu itu kelak akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah. setiap aurat yang pernah tersingkap, setiap keharaman yang pernah terlihat atau dilihat, setiap rayuan gombal dan ungkapan syahwat akan di tanyakan kelak di Yaumul akhir.Jangan pernah berpikir Allah akan melupakan saja maksiat-maksiat di masa lalu. malah sebaliknya, semua perbuatan buruk itu akan di minta pertanggung jawaban pada saatnya kelak.
Maka wahai saudaraku atas jaminan apa engkau berkata:
"Itu semua masa lalu, manusia sudah berubah. waktu itu kita masih remaja, masih bodoh, sekarang masing2 kita telah menikah dan memiliki anak, maka tentunya lebih dapat menjaga satu sama lain."
Oh tidak...!
Malah maksiat masa lalu itu meninggalkan luka berdarah dalam sejarah yang ingin sekali kita hapus namun sulit di hapus secara bersamaan.Coba tanya dan jawab secara jujur bagi yang pernah berhubungan haram di masa lalu, apakah hati mereka tenang saja bila hubungan mereka diketahui pasangan halal nya saat ini?
Apakah seorang istri berani jujur di depan suaminya sembari tersenyum
"Sayang, aku dulu pernah di cium si fulan, duduk dekat-dekatan, lalu nonton berduaan seminggu sekali sampai 4 tahun lamanya."
Tidak! si istri pasti akan berusaha menutupi hal ini karena perbuatan maksiat itu sunnatullah akan di tutupi di depan orang lain.Apakah ada seorang suami yang berani jujur di depan istrinya sambil tersenyum
"Istriku, aku dulu pernah melihat aurat si fulanah ini dan itu, ukhti ini dan itu. lalu kami pun saling berpelukan.. dan...hiii..." tidak usah dilanjutkan.
menulisnya saja sudah terasa menyeramkan.Tentu saja tidak! si suami akan menutupi semua perbuatan maksiatnya karena dia tahu istrinya tidak akan lagi hormat dan mendengar perkataan sang suami bila tahu maksiat masa lalu yang dilakukannya.Maka jelaslah, pada sesama ahlul maksiat di masa lalu tidak ada katanya hubungan silaturrahim.
Kalau pun mengatas namakan silaturrahim, mereka akan memilih berjumpa hanya berdua yang bermakna mereka memilih berkhalwat ataupun setidaknya ikhtilat di tengah keramaian orang.Merancang pertemuan rahasia dimana pasangan halalnya tidak diberi tahukan akan rencana khalwat itu saja sudah jelas dosa dan pengkhianatan besar.
Maka kepada yang masih suka melakukan kontak dengan menggunakan media jejaring sosial ataupun bertemu langsung dengan mantan pacar, TTM, atau apapun gelar dan nama yang di sandang oleh seseorang yang tidak memiliki ikatan nasab dengan kita jelas hukum adalah berdosa dan tidak akan berganjar pahala silaturrahim.
_______
Ad Dariny Menulis :
Silaturrahim adalah usaha untuk menyambung hubungan RAHIM.
======
Al-Hafizh Ibnu Hajar -rohimahulloh- mengatakan: RAHIM digunakan untuk menyebut para kerabat, yaitu orang yang antara dia dan orang lain memiliki hubungan nasab, baik orang tersebut mewarisinya atau tidak, baik orang tersebut masih termasuk mahramnya atau tidak.
Memang ada yang mengatakan bahwa RAHIM itu khusus untuk mahram saja, namun pendapat yang pertama lebih kuat, karena pendapat kedua ini melazimkan anak-anaknya paman dari garis bapak dan anak-anaknya paman dari garis ibu keluar dari lingkup dzawil arham (orang yang masih ada hubungan rahim), padahal kenyatannya tidak demikian. [Fathul Bari 10/414].
--------
Jadi, fadhilah atau keutamaan bersilaturrahim yang dijelaskan oleh Alqur'an dan Assunnah hanya berlaku pada usaha menyambung dan menguatkan hubungan kekerabatan saja, bukan orang lain yang tidak ada hubungan kekerabatannya, wallohu a'lam.
Tapi bukan berarti menyambung dan menguatkan hubungan antara sesama muslim lainnya tidak dianjurkan, tapi tetap saja dianjurkan hanya saja keutamaannya lain lagi, wallohu a'lam.
Allah ta'ala berfirman yang artinya: "Sesungguhnya seluruh kaum mukminin adalah bersaudara". [QS. Al-Hujurat: 10].
Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- juga bersabda: "Seorang mukmin dengan mukmin lainnya itu ibarat sebuah bangunan yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya", dan beliau pun mencengkramkan antara jari jemarinya. [Muttafaqun Alaih, Bukhori: 481, Muslim: 2585].
----
Tidak ada komentar