Slider

Aktual

Smal Galeri

Artikel

Aqidah

Galeri

Berita

Video


1. Anda tidak bersiap siap saat waktu shalat akan tiba.
2. Anda melalui hari ini tanpa sedikitpun membuka lembaran Al Qur'an lantaran Anda terlalu sibuk.
3. Anda selalu berpikir setiap waktu bagaimana caranya agar harta Anda semakin bertambah.
4. Anda marah ketika ada orang yang memberikan nasihat bahwa perbuatan yang Anda lakukan adalah haram.
5. Anda terus menerus menunda untuk berbuat baik / beramal shaleh "Aku akan mengerjakannya besok, nanti, dan seterusnya."
6. Anda selalu mengikuti perkembangan gadget terbaru dan selalu berusaha memilikinya.
7. Anda sangat tertarik dengan kehidupan para selebritas.
8. Anda sangat kagum dengan gaya hidup orang-orang kaya.
9. Anda ingin selalu menjadi pusat perhatian orang.
10. Anda selalu bersaing dengan orang lain untuk meraih cita-cita duniawi.
11. Anda selalu merasa haus akan kekuasaan dan kedigdayaan dalam hidup, dan perasaan itu tidak dapat dibendung.
12. Anda merasa tertekan manakala Anda gagal meraih sesuatu.
13. Anda tidak merasa bersalah saat melakukan dosa-dosa kecil.
14. Anda tidak mampu untuk segera berhenti berbuat yang haram, dan selalu menunda bertaubat kepada Allah.
15. Anda tidak kuasa berbuat sesuatu yang diridhai Allah hanya karena perbuatan itu bisa mengecewakan orang lain.
16. Anda sangat perhatian terhadap harta benda yang sangat ingin Anda miliki.
17. Anda merencanakan kehidupan hingga jauh ke depan.
18. Anda menjadikan aktivitas belajar agama sebagai aktivitas pengisi waktu luang saja, setelah sibuk berkarir.
19. Anda memiliki teman-teman yang kebanyakannya tidak bisa mengingatkan Anda kepada Allah.
20. Anda menilai orang lain berdasarkan status sosialnya di dunia.
21. Anda melalui hari ini tanpa sedikitpun terbersit memikirkan kematian.
22. Anda meluangkan banyak waktu sia-sia melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi kehidupan akhirat.
23. Anda merasa sangat malas dan berat untuk mengerjakan suatu ibadah.
24. Anda tidak kuasa mengubah gaya hidup Anda yang suka berfoya-foya, walaupun Anda tahu bahwa Allah tidak menyukai gaya hidup seperti itu.
25. Anda senang berkunjung ke negeri-negeri kafir.
26. Anda diberi nasihat tentang bahaya memakan harta riba, akan tetapi Anda beralasan bahwa beginilah satu satunya cara agar tetap bertahan di tengah kesulitan ekonomi.
27. Anda ingin menikmati hidup ini sepuasnya.
28. Anda sangat perhatian dengan penampilan fisik Anda.
29. Anda meyakini bahwa hari kiamat masih lama datangnya.
30. Anda melihat orang lain meraih sesuatu dan Anda selalu berpikir agar dapat meraihnya juga.
31. Anda ikut menguburkan orang lain yang meninggal, tapi Anda sama sekali tidak memetik pelajaran dari kematiannya.
32. Anda ingin semua yang Anda harapkan di dunia ini terkabul.
33. Anda mengerjakan shalat dengan tergesa-gesa agar bisa segera melanjutkan pekerjaan.
34. Anda tidak pernah berpikir bahwa hari ini bisa jadi adalah hari terakhir Anda hidup di dunia.
35. Anda merasa mendapatkan ketenangan hidup dari berbagai kemewahan yang Anda miliki, bukan merasa tenang dengan mengingat Allah.
36. Anda berdoa agar bisa masuk surga namun tidak sepenuh hati seperti halnya saat Anda meminta kenikmatan dunia...

Hidup di dunia hanya sebentar dan tipuan belaka. Sudahkan siap bekal anda di akhirat kelak ?

copas dari : INILAHCOM
Ternyata dunia aneh, hiperbolis, pertentangan aqidah dan seksualitas senantiasa mendapat respon yang sangat cepat. Media sosial telah mengubah orang-orang yang bodoh terlihat pintar, orang yang tidak tahu apa-apa menjadi tahu segalanya. Orang yang pengecut jadi terlihat pemberani. Ya, di FB seseorang bisa terlihat cerewet dan banyak bicara padahal saat di temui di dunia nyata langsung mulutnya terkunci rapat, diam membisu tak bisa menjawab jawaban karena tidak bisa googling. Begitu juga dengan akun fiktip abu janda ini. Ia memplokamirkan dirinya ustadz fiktif di dunia maya dan memiliki fans dan pengekor yang cukup banyak. Padahal tulisan-tulisannya banyak yang melecehkan dunia islam.

Video parodi melecehkan Islam berjudul “Ancaman ISIS terhadap KPI – PARODI ancaman ISIS terhadap TNI” yang diunggah akun bernama Permadi Arya di youtube medapatkan respon tajam dari pengguna jejaring sosial.  (Baca: Video yg Melecehkan Islam & Mengolok-olok Nama Allah)

Akun jejearing sosial Facebook dengan nama Abu Syahid Endonesya Raya mengunggah sebuah gambar dengan foto pelaku parodi yang diberi nama Ostuf Permadi / Permadi Arya sebagai DPO umat Islam.

Mendapatkan informasi dua nama tersebut, Panjimas.com melakukan penulusuran di dunia maya.





Permadi Arya ternyata selain mengunggah video parodi juga mengunggah sejumlah video lain di youtube. Diantara video yang diunggah adalah berjudul “Nazi Cafe Soldaten Kaffee REOPENS PRESS CONFERENCE” dalam video tersebut, Permadi Arya terlihat tanpa kumis dan jenggot bertindak sebagai juru bica Soldaten Kaffee.
Sekedar informasi, Soldateng Kaffe yang terletak Jalan Cikawao no.12, Bandung, Jawa Barat 40261 sempat ditutup satu tahun lalu karena dituduh sebagai Kafe Nazi.


Foto-foto permadi arya yang memiliki hobi mengoleksi berbagai pernik militer jerman, termasuk nazi, terdapat dalam blog http://alifrafikkhan.blogspot.com/ atau di link ini. Apaka adan seorang da'i memiliki hobby seperti itu? .


Sementara itu, Ostuf Permadi diduga merupakan akun Facebook milik Permadi Arya. Luar biasa, dalam akun facebook tersebut ternyata banyak terpampang foto-foto dengan menggunakan seragam militer Nazi, dukungan terhadap Pashmerga hingga ekspresi yang tidak senonoh dengan mengacungkan jari tengah (fuck).Selain itu ada juga foto saat Permadi menenggak miras.










Rahmat Idris   Menulis :

Silaturrahim ahlul maksiat? Kalau tidak khalwat setidaknya i'tilat

Nah, apa makna silaturrahim? banyak yang memaknai silaturrahim yang jamak diucap silaturrahmi adalah menyambung hubungan dengan siapapun yang dikenal di masa lalu.

Ini sebenarnya salah paham yang akut. padahal merujuk pada makna kata Silaturrahim, maka bermakna jelas menyambung hubungan dengan yang senasab atau seketurunan. Ini diperkuat dengan hadist Rasulullah:

"Orang yang menyambung tali silaturahim bukanlah orang yang bersilaturrahim kepada orang yang berbuat baik kepadanya. Akan tetapi, orang yang menyambung silaturrahim adalah orang yang jika tali silaturrahimya diputus, ia menyambungnya." (HR. Bukhari)

Dihadist lain Rasulullah mengingatkan:

"Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan." (HR. Muslim)

Nah, jadi semestinya kita pahami bersama silaturrahim adalah hubungan antar senasab. bukan hubungan antara orang yang kita kenal di dunia maya atau jejaring sosial, tidak juga hubungan antara mantan pacar yang sudah lama tidak berjumpa lalu tetiba mendapatkan kontak pin BBM atau akun fesbuk dari orang lain.

Makanya sungguh terlalu bila ada yang berpikir berhubungan dengan mantan pacarnya di masa lalu akan di ganjar dengan pahala silaturrahim. lebih terlalu lagi bila pembicaraannya menyangkut maksiat yang terjadi dimasa lalu.Sesungguhnya maksiat di masa lalu itu kelak akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah. setiap aurat yang pernah tersingkap, setiap keharaman yang pernah terlihat atau dilihat, setiap rayuan gombal dan ungkapan syahwat akan di tanyakan kelak di Yaumul akhir.Jangan pernah berpikir Allah akan melupakan saja maksiat-maksiat di masa lalu. malah sebaliknya, semua perbuatan buruk itu akan di minta pertanggung jawaban pada saatnya kelak.

Maka wahai saudaraku atas jaminan apa engkau berkata:

"Itu semua masa lalu, manusia sudah berubah. waktu itu kita masih remaja, masih bodoh, sekarang masing2 kita telah menikah dan memiliki anak, maka tentunya lebih dapat menjaga satu sama lain."

Oh tidak...!
Malah maksiat masa lalu itu meninggalkan luka berdarah dalam sejarah yang ingin sekali kita hapus namun sulit di hapus secara bersamaan.Coba tanya dan jawab secara jujur bagi yang pernah berhubungan haram di masa lalu, apakah hati mereka tenang saja bila hubungan mereka diketahui pasangan halal nya saat ini?

Apakah seorang istri berani jujur di depan suaminya sembari tersenyum

"Sayang, aku dulu pernah di cium si fulan, duduk dekat-dekatan, lalu nonton berduaan seminggu sekali sampai 4 tahun lamanya."

Tidak! si istri pasti akan berusaha menutupi hal ini karena perbuatan maksiat itu sunnatullah akan di tutupi di depan orang lain.Apakah ada seorang suami yang berani jujur di depan istrinya sambil tersenyum

"Istriku, aku dulu pernah melihat aurat si fulanah ini dan itu, ukhti ini dan itu. lalu kami pun saling berpelukan.. dan...hiii..." tidak usah dilanjutkan.

menulisnya saja sudah terasa menyeramkan.Tentu saja tidak! si suami akan menutupi semua perbuatan maksiatnya karena dia tahu istrinya tidak akan lagi hormat dan mendengar perkataan sang suami bila tahu maksiat masa lalu yang dilakukannya.Maka jelaslah, pada sesama ahlul maksiat di masa lalu tidak ada katanya hubungan silaturrahim.

Kalau pun mengatas namakan silaturrahim, mereka akan memilih berjumpa hanya berdua yang bermakna mereka memilih berkhalwat ataupun setidaknya ikhtilat di tengah keramaian orang.Merancang pertemuan rahasia dimana pasangan halalnya tidak diberi tahukan akan rencana khalwat itu saja sudah jelas dosa dan pengkhianatan besar.

Maka kepada yang masih suka melakukan kontak dengan menggunakan media jejaring sosial ataupun bertemu langsung dengan mantan pacar, TTM, atau apapun gelar dan nama yang di sandang oleh seseorang yang tidak memiliki ikatan nasab dengan kita jelas hukum adalah berdosa dan tidak akan berganjar pahala silaturrahim.

_______
Ad Dariny  Menulis :

Silaturrahim adalah usaha untuk menyambung hubungan RAHIM.
======
Al-Hafizh Ibnu Hajar -rohimahulloh- mengatakan: RAHIM digunakan untuk menyebut para kerabat, yaitu orang yang antara dia dan orang lain memiliki hubungan nasab, baik orang tersebut mewarisinya atau tidak, baik orang tersebut masih termasuk mahramnya atau tidak.
Memang ada yang mengatakan bahwa RAHIM itu khusus untuk mahram saja, namun pendapat yang pertama lebih kuat, karena pendapat kedua ini melazimkan anak-anaknya paman dari garis bapak dan anak-anaknya paman dari garis ibu keluar dari lingkup dzawil arham (orang yang masih ada hubungan rahim), padahal kenyatannya tidak demikian. [Fathul Bari 10/414].
--------
Jadi, fadhilah atau keutamaan bersilaturrahim yang dijelaskan oleh Alqur'an dan Assunnah hanya berlaku pada usaha menyambung dan menguatkan hubungan kekerabatan saja, bukan orang lain yang tidak ada hubungan kekerabatannya, wallohu a'lam.
Tapi bukan berarti menyambung dan menguatkan hubungan antara sesama muslim lainnya tidak dianjurkan, tapi tetap saja dianjurkan hanya saja keutamaannya lain lagi, wallohu a'lam.
Allah ta'ala berfirman yang artinya: "Sesungguhnya seluruh kaum mukminin adalah bersaudara". [QS. Al-Hujurat: 10].
Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- juga bersabda: "Seorang mukmin dengan mukmin lainnya itu ibarat sebuah bangunan yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya", dan beliau pun mencengkramkan antara jari jemarinya. [Muttafaqun Alaih, Bukhori: 481, Muslim: 2585].

----