ettoavi - Disuruh memimpin orang kampung untuk sholat berjamaah adalah salah satu kesempatan bagi kita untuk mengenalkan sunnah, bagaimana tatacara Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sholat.
Namun, terkadang ada sesuatu yang menganjal di hati. Perasaan,
"Nanti orang ribut ngomongin kita, sholatnya ko' beda dari yang lain, atau bahkan khawatir nanti dicap membawa ajaran baru," dst
Maka biarkan saja, maju bila memang disuruh jadi imam. Tepis semua perasaan yang menyekat dakwah, sebab syaiton selalu ambil bagian untuk memalingkan manusia dari kebaikan.
Namun, tentu saja ada hal yang perlu untuk diperhatikan. Misalnya, bacaan "basmalah" saat ingin memulai membaca al fatihah. Jika jabatan imam di tengah masyarakat anda yang konon katanya bermadzhab syafi'i untuk pertama kalinya, maka nyaringkanlah bacaan basmalah anda.
Tujuannya adalah, agar makmum tidak terlalu merasakan perbedaan dengan sholat yang biasa mereka lakukan.
Nah, tantangan selanjutnya ialah saat wirid & do'a bersama. Tetap lakukan apa yang Rasulullah lakukan tatkala beliau shallalahu alaihi wasallam selesai sholat. Hadapkan diri anda ke arah makmum, angkat sedikit suara wirid & dzikir anda.
"Astaghfirullah 3X, allahumma antassalm...dst"
Dengan maksud, mengabarkan kepada jamaah bahwa kita bukan/tidak anti dengan wirid/dzikir sekaligus mengajarkan mereka wirid yang sesuai dengan sunnah Nabi kita shallaahu alaihi wasallam yang mulia.
Trik selanjutnya ialah, kembali palingkan tubuh anda ke arah kiblat. Tujuannya agar jamaah mengira bahwa kita sedang berdoa sekaligus "memaksa" mereka untuk berdoa sendiri-sendiri. Pengalaman saya, biasanya mereka akan memubarkan diri.
Nanti, jika ada jamaah yang bertanya, mengapa anda sholat begini dan begitu? Maka jelaskan dengan bahasa yang sederhana, sisipkan dalil 'aqli di sela-sela dalil naqli.
Tahap selanjutnya, tentu saja berbeda. Pelan-pelanlah ketika menyampaikan risalah nubuwah yang agung ini. Jangan sampai karena perilaku kita yang tak senonoh membuat masyarakat lari dari dakwah tauhid, dakwah sunnah, dakwah nubuwwah.
Status FB Akhi Hedi Kurniadi (Ibnu Hilmy)
Tagged with: Artikel
Tidak ada komentar